Sabtu, 22 Mei 2010

Percaya Diri Dengan Bela DIri

Percaya Diri dengan Bela Diri






Bela diri bukan sekadar cabang olah raga yang dipertandingkan untuk meraih piala. Dengan bela diri, seseorang dapat terlepas dari marabahaya.

Arti Kurniati, 19 tahun, merupakan contoh orang yang memanfaatkan bela diri untuk melawan penjahat.

Mahasiswa semester III Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan (Unimed) mampu mengalahkan perampok yang dilengkapi dengan senjata api.

Gadis yang bercita-cita menjadi polisi wanita (Polwan) ini merasa ketakutan saat ditodong pistol dan pisau yang dipegang perampok. Namun keberaniannya mendadak muncul saat ibunya meneriaki ”Keluarkan jurus kempo kau!”.

Dengan gerakan cepat, anak bungsu enam bersaudara ini mengeluarkan jurus mautnya.

”Saya memukul mata dan menendang bagian dada, sang perampok lalu terjatuh.

Kemudian, saya memitingnya dengan kuncian jurus kempo dan penjahat itu sempat melepaskan dua kali tembakan dan menggigit kedua tangan saya,” terang atlet kempo nasional ini.

Sebenarnya, Arti masih ingin menanyakan mengapa pelaku kejahatan tersebut bermaksud merampoknya. Namun belum sampai maksudnya tersampaikan, warga telah berdatangan dan menganiaya perampok tersebut hingga tewas.

Bela diri tidak hanya sekadar olah raga tanding. Namun cabang ini dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menanggulangi perampokan, pencopetan maupun penodongan.

Terutama bagi perempuan yang sering kali menjadi sasaran tindak kriminalitas.

Selain karena perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah, umumnya mereka senang menggunakan barang-barang yang memancing perhatian pelaku kriminal, seperti perhiasan, gadget model mutakhir, maupun membawa uang dalam jumlah cukup banyak.

Apalagi saat ini bukan zamannya lagi perempuan hanya berdiam diri di dalam rumah.

Mereka telah mendapatkan kesempatan yang sama dengan pria untuk mengembangkan karier di luar rumah. Karena tuntutan kerja, adakalanya profesi yang dijalani menuntut untuk pulang hingga larut malam.

Alasan lain adalah jarak rumah yang berjauhan dengan tempat kerja. Akhirnya, para perempuan pekerja tersebut baru sampai rumah saat menjelang malam bahkan tengah malam.

Di sisi lain, pada waktu tersebut rawan terjadi tindak kejahatan karena suasana cenderung sepi.

Untuk menjaga keamanan diri, tidak ada salahnya bagi kaum wanita membekali dirinya dengan ilmu bela diri. Sebagai cara untuk menangkis serangan atau dalam kondisi tertentu untuk melawan para penjahat.


Butuh Latihan

Bela diri atau yang dikenal sebagai martial art terdapat bermacam-macam aliran, seperti karate, aikido, silat, wushu, kempo, judo, dan sebagainya.

Hampir semua bela diri diminati perempuan. “Karate tidak mengenal gender, semua dapat berlatih bela diri ini,” terang Madju Dharyanto, Ketua Bidang Pembina Prestasi PB Forki.

Tidak hanya karate, pada cabang silat peminat perempuan menekuni olah raga ini tidak berbeda dengan pria.

“Perbedaannya tidak signifikan,” terang Bambang Rus Effendi, Ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) serta pelatih dalam pencak silat Merpati Putih.

Baginya, jumlah laki-laki maupun perempuan yang ingin mempelajari silat tidak terlalu tinggi perbedaannya. Bahkan, kelas yang ditandingkan sama, seperti 45 kilogram maupun 70 kilogram.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan bahwa keikutsertaan perempuan dalam cabang silat mulai tampak pada kurun 1980-an. ”Sebab saat itu, perempuan mulai ikut bertanding dalam silat,” katanya.

Sementara Madju berpendapat animo perempuan yang memiliki minat dalam bela diri cukup tinggi.

Hal ini terlihat jika dalam suatu kompetisi, jumlah peserta perempuan tidak kalah banyak dengan peserta pria. Selain itu, saat pertandingan supporter kompetisi tidak hanya pria tetapi juga perempuan.

Dalam bela diri yang terpenting tidak sekadar menguasai jurus, namun peserta harus rajin latihan. Sebab dengan begitu, kekuatan tubuh makin bertambah.

Saat mengeluarkan energi seperti menendang atau memukul, inner power atau energi yang ada dalam tubuh akan muncul dengan sendirinya.

Bagi orang yang sering berlatih bela diri dapat mengeluarkan energi 100 persen lebih besar dibandingkan orang yang tidak berlatih.

Selain untuk menyimpan energi, latihan akan mempertajam pemain dalam menyerang titik lemah lawan.

Dengan ketepatan penyerangan pada bagian ini, pemain dapat melumpuhkan lawan bahkan mematikannya.

Titik-titik lemah manusia antara lain terdapat pada rusuk atas, ulu hati, dan bawah tenggorokan.

Jika bagian tersebut dilakukan serangan dengan tepat maka lawan dapat langsung tewas.

Serangan dapat dilakukan hanya dengan sodokan nukite pada karate. Suatu sodokan dengan posisi tangan mengepal tapi jari telunjuk lebih tinggi dibanding jari lain.


Gerakan Terarah

Sebagai ilmu yang digunakan untuk melemahkan lawan, silat dapat dipelajari selama kurun waktu satu tahun.

Dalam masa ini, peserta akan mempelajari latihan dasar untuk kuda-kuda, tendangan serta bantingan. Jika telah memiliki dasar, bentuk latihan tersebut dapat dilatih sendiri.

“Latihan silat dapat dilakukan di mana saja, seperti di lorong kamar. Sebab silat tidak memerlukan ruangan khusus,” terang Madju. Dengan memiliki dasar maka gerakan akan terarah dan tidak sembarangan.

Cabang bela diri silat ini sebenarnya memiliki dua klasifikasi, yaitu tanding dan seni.

Bambang menjelaskan jika silat sebagai tanding maka cabang ini digunakan untuk berkelahi dan di dalamnya ada wasit yang menengahi. Sementara jika silat untuk seni, maka gerakannya telah ada urut-urutannya, misal setelah menangkis lalu menyerang.

Dalam Merpati Putih, Bambang mengatakan bahwa salah satu gerakan silat adalah mucul dari pernapasan. Pada dasarnya, orang setiap hari bernapas.

Namun pada silat, pernapasan ini dilatih kembali untuk mengumpulkan energi. Pernapasan ini merupakan modal pembentukan inner power. Suatu energi yang akan muncul dengan sendirinya saat melakukan gerakan.

Latihan pernapasan dapat dilakukan dengan menarik napas panjang sampai dada membusung.

Dalam kondisi ini, tubuh akan menghirup oksigen dan paru-paru bekerja secara maksimal. Dengan latihan pernapasan yang dilakukan berulang kali, tenaga yang dimiliki pesilat dapat mengeluarkan kekuatan sebanyak 100 persen.

Sementara pada orang biasa tenaga yang dikeluarkan sebanyak 25 persen. Selain tenaga, peserta menjadi tenang saat berhadapan dengan lawan tidak merasa grogi.

Namun silat tidak hanya terbatas latihan pernapasan, bela diri ini mesti diikuti dengan latihan yang lainnya. Seperti latihan fisik, latihan ini berupa sit up, push up, jumping, dan lari.

Latihan berikutnya dalam bela diri silat adalah sistem, yaitu latihan berupa tangkis, pukul, tendangan, ataupun keserasian gerakan. Sementara silat sebagai suatu bekal bela diri dapat dipelajari minim dalam kurun waktu enam bulan.

Dalam kurun waktu tersebut, peserta telah mendapatkan gerakan silat praktis untk menyerang lawan.

Seperti memukul pada ulu hati lawan. Tangan kiri digunakan sebagai menangkis gerakan lawan dengan tangan kanan digunakan untuk memukul lawan. Pukulan semacam ini dapat membuat lawan pingsan.

Latihan Bela Diri Singkat Untuk Perempuan

Belakangan, kejahatan terhadap perempuan makin merajalela. Sebut saja, penculikan di taksi atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Jangan tinggal diam! Bekali diri Anda dengan bela diri khusus perempuan.

Siapa yang tak kesal, sudah menjadi korban kejahatan, eh, disalahkan pula? Pasti kenal kalimat seperti ini: “Makanya, jangan keluar malam, biar enggak jadi incaran penjahat”, “Melawan suami, sih, jadi dihajar, deh”, atau “Pakai baju dan perhiasannya pasti seronok, tuh, enggak heran jadi korban perkosaan”. Wah, wah, wah. Ada 1001 alasan yang siap untuk memojokkan kaum hawa.

Tentu saja, situasi semacam ini bikin gerah. Apalagi tingkat kejahatan terhadap perempuan kian merajalela. “Tahun 2006 saja tercatat 20 ribu kasus KDRT,” tutur Titiana Adinda (29) kesal. Melihat fenomena ini perempuan yang akrab disapa Dinda ini pun langsung putar otak. Kebetulan, saat itu sekitar dua tahun lalu, ia mendapat tawaran dari seorang teman untuk mengajarkan teknik bela diri untuk kaum perempuan.

Awalnya alumnus Politeknik Akuntansi Universitas Indonesia ini sempat ragu. Sebab, metode bela diri untuk perempuan masih jarang di Indonesia. Tapi setelah mulai berkampanye di beberapa milis (mailing list), Dinda mendapat tanggapan positif. “Paling tidak setiap sesinya ada 25 orang yang ikut,” tuturnya yang kemudian mengkoordinir kegiatan tersebut dalam wadah Self Defense For Women (SDFW).

November 2006, SDFW mulai melakukan latihan pertama di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Tetapi karena butuh lokasi yang lebih bersih untuk berlatih, baru-baru ini latihan pindah ke rumah pelatih SDFW, Fahmy Syarief (45), di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kegiatan Dinda ini bahkan menyedot perhatian PT. Elex Media Komputindo yang kemudian menerbitkan buku pelatihan SDFW karya Dinda dan Fahmy.

Sederhana dan Singkat
Sebetulnya apa, sih, yang diajarkan di SDFW ? Apa bisa efektif menangkis kejahatan yang mengintai perempuan ? Ya, tentu saja jangan bayangkan gerakannya serumit karate atau jurus kung fu ala Jet Li. Apalagi yang banyak ikut adalah perempuan pekerja yang tak banyak waktu luang. “Jadi lebih pada bela diri yang practical dan simple saja,” terang Fahmy.
Untuk itu selama dua bulan pemegang sabuk hitam tingkat 3 karate ini “meramu” gerakan-gerakan yang cocok untuk SDFW. Ia banyak mengambil teknik pelatihan dari buku-buku beladiri miliknya. Hasilnya, ia menggabungkan gerakan karate, tai chi dan arnis (seni bela diri yang berasal dari Filipina, red). Wah, seperti apa ya ?

Ternyata, ketika mengintip latihannya, cukup mudah lho. Bahkan gerakan-gerakan yang diajarkan Fahmy bisa dikuasai dalam 5 minggu atau 5 kali pertemuan. “Pertama yang saya latih adalah tangan, dada dan punggung. Seperti push up atau back up. Saya juga melatih refleks dengan latihan tamparan dan menangkis. Kedua, latihan bagian kaki, serangan-serangan dan gerakan kuncian,” paparnya sambil menirukan.

Terakhir, “Saya kuatkan otot paha dan pinggul. Saya percaya jika mereka tidak punya otot tidak bisa melakukan perlawanan. Latihannya pun singkat, hanya dua jam setiap pertemuan,” kata ayah tiga orang anak ini.
Metode self defense ini juga mengajarkan kepada anggotanya agar selalu waspada terhadap sekeliling. Sehingga ketika berhadapan dengan situasi membahayakan dapat secepatnya melakukan tindakan penyelamatan diri. Gerakan sederhana seperti mencakar, menampar dan mencubit bisa dijadikan jurus ampuh melumpuhkan lawan. “Benda sederhana seperti pensil atau bolpoin pun bisa dijadikan senjata jika digunakan dengan benar. Jadi, enggak perlu membawa senjata tajam atau lainnya,” katanya.

Jangan khawatir soal biaya. Peserta SDFW cukup bayar Rp 50 ribu untuk lima kali pertemuan. Karena, sambung Fahmy, yang ikut pelatihan ini kelas menengah ke bawah yang setiap hari naik angkutan umum dan rawan menjadi korban kejahatan. “Enggak mungkin yang ikut SDFW ini dari kelas atas, karena kalau kelas atas merasa kurang aman bisa menyewa body guard atau membeli peralatan keamanan,” paparnya. Nah, bagi yang ingin ikut pelatihan ini bisa daftar langsung melalui selfdefense_forwomen@yahoogroups.com.

Lebih Fun Dengan Musik
Selain SDFW, ada pula gerakan Women Self Defense (WSD) yang sejak 2002 banyak melatih perempuan ekspatriat di Jakarta. Adalah Teuku Rizal Djohan (35) bersama dua rekannya, Rigga dan Deddy, yang memulai gerakan WSD ini. “Awalnya kami diminta melatih anggota American Council for International Labour (ACIL) yang banyak travelling dan rawan dengan gangguan,” ungkap pria yang biasa dipanggil Rizal itu.

Rasa was-was akan keselamatan saudara perempuan dan pacarlah yang kemudian membuat Rizal semangat membuat konsep pelatihan WSD yang pas. Hingga awal 2004, Rizal dan kawan-kawan melatih para perempuan dari kalangan umum di Grande Body Life, Pasaraya Blok M. Lalu mulai dari pertengahan 2004 hingga akhir tahun 2006, WSD pun diajarkan di Executive Club Hotel Sultan. “Tapi sekarang saya lebih memilih untuk melatih WSD di perusahaan-perusahaan,” aku pria yang pernah mendapat medali perunggu di kejuaraan dunia Arnis Escrima di Jakarta, September 2007 silam.

Berbeda dengan SDFW, program WSD dapat dipelajari sebanyak 24 kali pertemuan. Lamanya sesi latihan, membuat Rizal sempat diprotes murid-muridnya. Alhasil, latihan di break down dalam tiga tingkatan, setiap tingkatan selesai dalam 8 kali pertemuan. Latihan WSD pun dibuat fun dengan menambah musik R&B atau Rock. “Sehingga peserta tidak cepat merasa capek atau membuat latihan ini jadi beban,” ungkap pria yang menguasai kickboxing, jujitsu, arnis dan aikido ini.

Nah, soal jurus bela diri Rizal mengajarkan metode hit and run. Menurutnya lebih baik menghindar daripada berlama-lama melakukan kontak dengan penyerang. Untuk mengunci atau menyerang itu butuh keahlian tinggi dan kemungkinan penyerang untuk lepas dan membalas itu lebih tinggi.

Meski begitu, “Saya tetap mengajarkan bagaimana menyerang titik tubuh tertentu. Misalnya titik dibawah dagu, jakun, ulu hati dan alat vital. Salah satu rujukannya saya ambil dari Krav Maga, seni bela diri asal Israel yang memang terbukti baik dipakai dalam urban survival.”

Jika anda ingin lebih mendalami beladiri, anda dapat mengikuti bela diri yang semakin berkembang sekarang ini. bukan hanya untuk sebagai perlindungan diri saja, tapi dapat menyehatkan tubuh, menambah wawasan dan memperluas pergaulan.

Dasar - Dasar Taekwondo

Taekwondo Basic

Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olah raga bela diri Korea yang paling populer dan juga merupakan olah raga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia dan juga dipertandingkan di Olimpiade.

Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan".

Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olah raga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.

Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan.

Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).

Tiga Materi Dalam Berlatih

  1. Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
  2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
  3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.

Taekwondo Basic

Gerakan dasar Tae Kwon Do (Ki Bon Do Jak) terbentuk dari kombinasi berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan. Dasar-dasar Tae Kwon Do terdiri atas 5 komponen, yaitu:

1. Keupso (bagian tubuh yang menjadi sasaran), terdiri atas :

  • Eolgol (bagian atas/kepala/muka)
  • Momtong (bagian tengah/badan)
  • Arae (bagian bawah tubuh)

2. Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang dan bertahan, terdiri atas :

  • Jumeok (kepalan), yaitu Deung-Jumeok (punggung kepalan), Me-Jumeok (kepalan palu), Pyon-Jumeok, Bam-Jumeok, Jipke-Jumeok.
  • Son (tangan), yaitu Sonnal (pisau tangan), Sonnal-Deung, Batang-Son (telapak tangan), Pyon-Jumeok, Pyonson-Keut dengan variasi Pyonson-Keut Sewo Chireugi, Pyonson-Keut Upeo Chireugi, Jechin-Pyonson-Keut, Gawison Keut, Ageum Son.
  • Palmok (lengan), yaitu An Palmok (lengan bagian dalam), Bakkat Palmok (lengan bagian luar) , Deung Palmok, Mit Palmok.
  • Palgup (siku).
  • Dari (kaki bagian atas) yaitu Mureup / lutut dan Jeonggang Wi / tulang kering, dan
  • Bal (kaki bagian bawah), yaitu Ap chuk (ujung depan telapak kaki), Dwitchuk (telapak kaki bagian belakang), Dwikumchi (tumit), Baldeung (punggung kaki), Balnal Deung, Balbadak (telapak kaki bagian dalam), Balkkeut, Balnal (pedang telapak kaki).

3. Seogi (sikap kuda-kuda), yang terdiri dari 3 sikap kuda-kuda pokok yaitu :

a. Neolpyo Seogi (sikap kuda-kuda terbuka), terdiri atas

  • Pyeonhi Seogi (sikap kuda-kuda rileks)
  • Charyeot Seogi (sikap kuda-kuda bersiap)
  • Naranhi Seogi (sikap kuda-kuda sejajar).
  • Juchum Seogi (sikap kuda-kuda duduk).
  • Ap Seogi (sikap kuda-kuda jalan pendek).
  • Ap Kubi Seogi (sikap kuda-kuda jalan panjang).
  • Dwit Kubi Seogi (sikap kuda-kuda kuda-kuda L).
  • Beom Seogi (sikap kuda-kuda harimau).
  • Hakdari Seogi (sikap kuda-kuda satu kaki)

b. Moa Seogi (sikap kuda-kuda tertutup), terdiri atas Moa Seogi dan Koa Seogi (sikap kuda-kuda kaki menyilang).

  1. c. Teuksu Poom Seogi (sikap kuda-kuda khusus), terdiri atas Kibon Junbi Seogi (sikap kuda- kuda siap), Bojumeok Junbi Seogi (sikap kuda-kuda siap dengan menutup kepalan).

4. Makki (tangkisan), berbagai macam tangkisan diantaranya yaitu:

  • Arae Makki (tangkisan ke bawah)
  • Eolgol Makki (tangkisan ke atas)
  • Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar ke dalam)
  • Momtong Bakkat Makki (tangkisan ke tengah dari dalam ke luar)
  • Sonnal Momtong Makki (tangkisan ke tengah dengan pisau tangan)
  • Batang Son Momtong An Makki (tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan)
  • Kawi Makki (tangkisan menggunting)
  • Sonnal Bitureo Makki (tangkisan melintir dengan satu pisau tangan)
  • Hecho Makki (tangkisan ganda ke luar)
  • Eotgoreo Arae Makki (tangkisan silang ke arah bawah)
  • Wesanteul Makki (tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar


5. Kongkyok Kisul (teknik serangan), terdiri atas:

a. Jereugi (pukulan), yaitu :

  • Momtong Jireugi (pukulan lurus ke depan, sasaran tengah / ulu hati).
  • Yeop Jireugi (pukulan lurus ke samping).
  • Dangkyo Teok Jireugi (pukulan ke rahang sambil menarik).
  • Du Jumeok Jecho Jireugi (pukulan ganda mengait ke atas).
  • Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
  • oreon jireugi= pukulan dengan tangan kanan yang dilakukan sambil menendang(ap chagi)


b. Chigi (sabetan), yaitu :

  • Han Sonnal Mok Chigi (sabetan tunggal dengan pisau tangan)
  • Jebipoom Mok Chigi (sabetan dari lura ke dalam dibarengi tangkisan pisau tangan ke arah atas)
  • Me Jumeok Naeryo Chigi (sabetan dari atas ke bawah dengan bantalan kepalan bagian ruas kelingking)
  • Dung Jumeok Eolgul Ap Chigi (sabetan depan menggunakan bonggol atas kepalan dengan sasaran atas)
  • Palkup Dollyo Chigi (sabetan memutar dengan siku tangan)
  • Palkup Pyojeok Chigi (sabetan siku tangan dengan sabetan sasaran/target terpegang)
  • Mureup Chigi (sabetan yang menggunakan lutut)
  • Deung Jumeok Bakkat Chigi (sabetan dari dalam ke luar dengan menggunakan bonggol atas kepalan).


c. Chireugi (tusukan), yaitu :

  • Pyeonson Keut Sewo Chireugi (tutuksan dengan telapak tangan tegak)
  • Kawison Keut Chireugi (tusukan dengan 2 jari ke arah mata)


d. Chagi (tendangan), yaitu :

  • Ap Chagi (tendangan depan)
  • Dollyo Chagi (tendangan serong/memutar kesamping)
  • Yeop Chagi (tendangan samping)
  • Dwi Chagi (tendangan belakang)
  • Naeryo Chagi (tendangan menurun/mencangkul)
  • Twio Yeop Chagi (tendangan Yoep Chagi dengan melompat)
  • Dwi Huryeo Chagi (tendangan balik dengan mengkait)
  • Doobal Dangsang Chagi (tendangan ganda ke depan sambil melompat)
  • Twio Ap Chagi
  • Twio Dwi Chagi, lompat ditempat berbalik kebelakang, menyodok kearah perut

Terminologi Tae Kwon Do

  1. Sabeum = Instruktur
  2. Sabeum Nim = Instruktur Kepala
  3. Seonbae = Senior
  4. Hubae = Junior
  5. Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
  6. Muknyeom = Meditasi
  7. Dobok = Seragam Tae Kwon Do
  8. Ti = Sabuk Latihan
  9. Oen = Kiri
  10. Oreon = Kanan
  11. Joonbi = Siap
  12. Sijak = Mulai (Tanpa Komando(biasa dilakukan di poomse))
  13. Kalryeo = Stop
  14. Keysok = Lanjutkan
  15. Keuman = Selesai
  16. A Nee = Tidak
  17. Yee = Ya
  18. Eolgol = Sasaran atas
  19. Moumtong = Sasaran tengah
  20. Arae = Sasaran bawah
  21. Kyungrye = hormat
  22. chariot= mempersiapkan diri
  23. nici= sekian
  24. belci ki manisi= tempat istirahat
  25. menicip= pengawas taekwondo
  26. dobeon= dua kali
  27. sambeon= tiga kali
  28. iljang= satu
  29. ijang= dua
  30. samjang= tiga
  31. sahjang= empat
  32. ohjang= lima
  33. yukjang= enam
  34. chiljang= tujuh
  35. paljang= delapan

Manfaat Taekwondo bagi Remaja

Akhir-akhir ini kenakalan remaja cenderung meningkat. Meski sudah diupayakan dengan cara penanggulangan, masalah kenakalan remaja masih saja mencuat dan lebih memprihatinkan lagi perbuatan mereka sudah menjurus ke tindak kriminal. Keresahan bukan saja dialami oleh orangtua yang mempunyai anak remaja, aparat keamanan dan kalangan pendidik pun dibikin pusing oleh tindak tanduk mereka. Yang lebih mengenaskan lagi kenakalan remaja ini justru dilakukan oleh remaja-remaja yang masih berstatus pelajar yang duduk dibangku SMP dan SMA, dan kenakalan tersebut bahkan bukan hanya masalah keributan, perkelahian, perusakan dan lain-lain, akan tetapi sudah menjurus kepada pemakaian obat-obat terlarang (NARKOBA).

Secara jujur kita tetap mesti mengakui bahwa sekarang ini pun banyak pelajar-pelajar yang memiliki jiwa dan semangat serta tujuan kepada hal-hal yang positif, tidak sedikit pula pelajar yang menunjukan sikap pribadi yang luhur dan bersahaja. Barangkali dari persoalan diatas, yang harus kita lakukan bukan mencari kambing hitam siapa yang bersalah, tetapi harus diupayakan benteng pencegahannya dan pengobatannya. Yang mesti dibentengi bukan fisiknya saja melainkan jiwanya, karena fisik akan tuduk pada kemauan jiwa. Banyak hal untuk mengatasi masalah kenakalan remaja ini, diantaranya adalah faktor lingkungan, keluarga, dan yang terpenting adalah faktor agama yaitu pendekatan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang diterapkan oleh agama.

Disamping faktor-faktor tersebut diatas, masih ada faktor alternatif yang dapat membantu menguatkan dalam menanggulangi agar tidak terperosok lebih dalam yaitu Seni olahraga Beladiri.

Dalam seni olahraga beladiri selain fisiknya yang di gembleng adalah juga jiwanya, mereka akan diajarkan sikap-sikap luhur, disiplin, berani, jujur, rendah hati, dan sebagainya, yang mana sifat-sifat ini diambil dari ajaran-ajaran agama, bahkan banyak aliran-aliran beladiri yang melarang keras muruid-muridnya untuk berjudi, mabuk-mabukan, berzina dan sebagainya.

Kalau didalam jiwa mereka sudah tertanam sifat-sifat seperti itu, bukankah ini menunjukan bahwa mereka telah menjadi remaja yang baik, sebab dengan begitu mereka tidak akan lagi bertindak bodoh menuruti hawa nafsu yang rendah.

Dengan memasukkan mereka ke perguruan beladiri, berarti telah memberikan suatu kegiatan yang terarah yang diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya sebagai bekal untuk menapaki masa depan yang sarat dengan tantangan. Bahkan dalam agama Islam hal ini sangat dianjurkan, ”Ajarilah anakmu memanah dan berenang”. Ini artinya bahwa kita harus melengkapi pendidikan anak-anak dengan olahraga untuk membeladiri, seperti memanah itu adalah beladiri untuk berperang melawan musuh, berenang adalah dasar beladiri agar selamat tidak tenggelam.

Yang menarik perhatian lagi, dari pengamatan beberapa orang pakar beladiri membuktikan bahwa anak-anak remaja yang tergabung dalam perguruan beladiri jarang sekali bahkan belum pernah ditemukan ikut-ikutan terlibat dalam perkelahian massal. Hal ini sangat dimungkinkan karena jiwa mereka telah tertanam sikap ksatria, dan juga resikonya kalau ketahuan seorang murid perguruan beladiri ikut terlibat kenakalan remaja, maka murid tersebut akan mendapatkan hukuman dari perguruannya. Terkecuali barangkali bagi mereka yang terpaksa sekedar untuk mempertahankan diri saja, selebihnya suka mencari selamat dari pada jago-jagoan.

Taekwondo adalah salah satu seni berperang yang menjadi olahraga dunia modern yang telah dikembangkan secara bebas selama lebih kurang duapuluh abad di Korea. Karakteristik dasar Taekwondo adalah sebagai olahraga pertarungan perkelahian-bebas dengan menggunakan tangan kosong dan kaki untuk memukul mundur lawan.

Seluruh pergerakannya berdasarkan prinsip semangat untuk bertahan sebagaimana Taekwondo dikembangkan sebagai pertahanan terhadap serangan musuh. Dahulu orang menjalankan khidupan secara sederhana dan sedikit sekali memperhatikan kesehatan jasmaninya sehingga tubuhnya menjadi bungkuk di usia senja. Taekwondo juga bermanfaat untuk meningkatkan ketahanan, kesehatan jasmani dan memberikan keseimbangan kepada orang yang melakukannya.

Seorang yang terlatih dengan Taekwondo akan memningkatkan percaya diri, tidak hanya dalam segi fisik tetapi juga dalam disiplin mentalnya, karena mereka telah mengembangkan teknik-teknik unggulan dengan menjadikan seluruh tubuhnya sebagai senjata, dan dia dengan mudah dapat melawan dan mengalahkan seorang penyerang dengan pergelangan tangan, kepalan, siku, lutut, kaki atau bagian tubuh lainnya.

Hal terpenting dalam TaeKwonDo sebagai salah satu olahraga seni bertarung tidak hanya untuk pertahanan diri, tetapi ini memberi manfaat luar biasa bagi pesertanya. Kepercayaan pada diri sendiri membuat orang bertingkah laku baik terhadap orang-orang lemah. Mereka berdiri dengan gagah ketika berhadapan dengan lawan, tetapi senantiasa menjunjung tinggi kode etik pertempuran yang fair atau tidak berlebihan dalam bertempur. Latihan Taekwondo akan memberikan seseorang sikap dan mental rendah hati. Sifat kerendah-hatian dan kemurahan-hati merupakan dasar pembentukan kepercayaan pada diri sendiri.

Kita semua menyadari bahwa tubuh yang sehat akan membuat seseorang hidup lebih aktif dan bertenaga. Sebagaimana jiwa dan fisik, percaya diri sangat bermanfaat bagi kehidupan jiwa setiap orang sebagaimana juga untuk keluarga, tetangga, dan bangsa mereka.

Sebuah jurus Taekwondo “Poomse” terdiri dari berbagai variasi cara berdiri, masing-masing memiliki kekhasan alami tetapi tetap berpadu dengan yang lainnya. Sebuah “Poomse” berisikan hampir dua lusinan cara berdiri yang saling berhubungan. Pertahanan, pukulan, serangan, tusukan dan tendangan adalah diantara gerakan “Poomse”, dan semuanya dikeluarkan dengan tepat oleh tangan, jari, dan kaki ke titik-titik vital tubuh atau sasaran yang dibidik, dan posisi berdiri berubah menyesuaikan ke depan, belakang, menekuk ataupun sebagainya bergantung pada situasi yang dibutuhkan. Banyak yang sejenis dengan “Poomse” seperti Palgye I-VIII, Taeguk I-VIII, Koryo, Kumgang, Taeback, Pyongwon, Shipjin, Chunkwon, Hansoo dan Ilyeo.

Beberapa tahun terakhir, Taekwondo mulai menjadi olahraga amatir modern. Taekwondo menjadi olahraga dunia dengan sifat tradisional dan semangat bertempur yang teratur. Taekwondo juga mulai dimasukkan secara resmi ke kurikulum dasar sekolah dasar hingga ke universitas. Taekwondo pun menjadi bagian tak terpisahkan dalam latihan kemiliteran. Ia sudah turut ambil bagian dalam setiap perlombaan rutin atletik. Undang-undang, peraturan, kode etik dan tingkat kesulitan ujian kenaikan, semuanya telah dikembangkan hingga sesuai sebagai sebuah olahraga amatir internasional.

Perkembangan Peraturan Kompetisi dari WTF telah dibuat melalui International Referee (IR) Seminars yang dilaksanakan 29 kali dan IR Refresher Courses sebanyak 14 kali, pertukaran kunjungan dan brosur-brosur bantuan dari WTF dan asosiasi anggota nasional. Untuk tujuan keadilan / fair dalam penjurian kompetisi, WTF mengeluarkan pengembangan dari Protektor elektronik dan memperkenalkan sistem penilaian differensial. Bersamaan dengan ini, Executive Council WTF membentuk sebuah Komite Ad Hoc untuk mengadakan studi mendalam terhadap prosedur promosi Kukkiwon Dan.

Seragam Taekwondo tidak terlalu mahal dan mewah. Seragam ini didesain khusus agar tidak menghambat kebebasan gerakan tubuh. Suatu keyakinan bahwa warna putih dari seragam itu merupakan wujud kemurnian dan keaslian dari seluruh warna dan menjadi sebuah pernyataan untuk menyerap segala jenis pelajaran. Juga terdapat sabuk yang berwarna-warni, yaitu: hitam (dewasa), merah-strip-hitam (anak-anak), merah, biru, hijau, kuning, dan putih; tiap warna dirancang sesuai dengan derajat dari tingkatan kecakapan yang dimiliki oleh pemakai sabuk tersebut.

Sabuk putih diberikan untuk anggota baru, yang berada pada Keup ke-9 dan ke-10. Sabuk kuning dikenakan oleh anggota pada Keup ke-7 dan ke-8. Sabuk hijau dikenakan oleh anggota pada Keup tingkat ke-5 dan ke-6. Sabuk biru dimiliki oleh anggota Keup ke-1 dan ke-2. Sedangkan sabuk hitam dimiliki oleh ahli Taekwondo. Sabuk merah-strip-hitam dikenakan oleh anggota yang sudah berada pada tingkatan Poom ke-1 sampai ke-3 namun dalam divisi junior. Kukkiwon berwenang untuk mengadakan ujian kenaikan tingkat dan mengeluarkan sertifikat Poom dan Dan sesuai dengan peraturan Ujian Kenaikan Tingkat.

Minggu, 25 April 2010

Sejarah Taekwondo

I. Sejarah TaeKwonDo di Korea

Masa Pertengahan

Pada Dinasti Koryo ( 918 sampai 1392 Masehi ) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Raja – raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang disebut “Subakhui”, yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika penggunaan senjata api mulai dikenal , membuat dukungan terhadap kemajuan beladiri berkurang jauh.

Masa Modern

Pada masa modern Korea , saat Dinasti Chosun ( Yi ) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan Jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon, sebutan Taekwondo pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius , lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri. Kemudian , saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri. Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni bela diri yang diber judul Muyedobo – Tonji, yang memuat gambar – gambar dan ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap ( Poomse ) dan Gerakan Dasar ( Basic Movement ) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern ( Scientific Studies). Akan tetapi , saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat dilarang termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.

Masa Sekarang

Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri . Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association ( KTA ) pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council. Pada era tahun 1965 sampai 1970 an , KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea , menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi.

Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia. Kejuaran dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won,Seoul ,Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu , untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, yang mulai tahun 1998 telah membuka Program pelatihannya bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Taekwondo, Pelatihan para Instruktur , sekretariat promosi ujian tingkat internasional. Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation ( WTF ) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia , dan Taekwondo telah dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney.

II. Sejarah TaeKwonDo di Indonesia

Sejarah Singkat Taekwondo Indonesia

Taekwondo mulai berkembang di Indonesia pada tahun 70-an , dimulai aliran Taekwondo yang berafiliasi ke ITF ( International Taekwondo Federation ) yang pada waktu itu bermarkas besar di Toronto Kanada, aliran ini dipimpin dan dipelopori oleh Gen. Choi Hong Hi, kemudian berkembang juga aliran Taekwondo yang berafiliasi ke WTF ( The World Taekwondo Federation ) yang berpusat di Kukkiwon, Seoul, Korea Selatan dgn Presiden Dr. Un Yong Kim .

Pada waktu itu, di Indonesia kedua aliran ini yang masing - masing mempunyai organisasi ditingkat nasional yaitu Persatuan Taekwondo Indonesia ( PTI ) yg berafiliasi ke ITF dipimpin oleh Letjen. Leo Lopolisa dan Federasi Taekwondo Indonesia ( FTI ) yg berafiliasi ke WTF dipimpin oleh Marsekal Muda Sugiri .

Atas kesepakatan bersama dan melihat prospek perkembangan didunia olahraga International dan Nasional , maka Musyawarah Nasional Taekwondo pada Tanggal 28 maret 1981 berhasil menyatukan kedua organisasi Taekwondo tersebut, menjadi organisasi baru yang disebut Taekwondo Indonesia dan dipimpin oleh Leo Lopolisa sebagai Ketua Umumnya, sedangkan struktur organisasi ditingkat nasionalnya disebut PBTI ( Pengurus Besar Taekwondo Indonesia ) dan berpusat di Jakarta. Munas Taekwondo Indonesia I pada Tanggal 17 - 18 September 1984 menetapkan Letjen. Sarwo Edhie Wibowo ( Alm. ) sebagai Ketua Umum Taekwondo Indonesia periode 1984 - 1988, maka era baru Taekwondo Indonesia yang bersatu dan kuat dimulai. Selanjutnya Taekwondo Indonesia sempat dipimpin oleh Soeweno, Harsudiyono Hartas, dan sekarang oleh Letjen ( Mar ) Suharto.

Kini Taekwondo Indonesia telah berkembang di seluruh propinsi di Indonesia dan diikuti aktif oleh lebih dari 200.000 anggota , angka ini belum termasuk yang tidak secara aktif berlatih. Taekwondo telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di arena PON. Beberapa atlet yang pernah berjaya membela negara di event International antara lain seperti : Budi Setiawan, Rahmi Kurnia, Siauw Lung, Yefi Triaji, Lamting , Yeni Latif, Dirk Richard, dan sebagainya. dimasa Thn 1986 s/d Thn. 1993 . Pada generasi berikutnya antara lain seperti Yuana Wangsa Putri yang mewakili Indonesia di even Olympic Games 2000, Sidney dan Ika Dian Fitria yang berhasil meraih medali emas Kejuaraan Dunia Yunior pada November 2000.


About Taekwondo


Apa itu Taekwondo ??
Taekwondo adalah salah satu seni Korea yang paling sistematis dan ilmiah bela diri tradisional, yang mengajarkan keterampilan fisik lebih dari pertempuran. Ini adalah disiplin yang menunjukkan cara-cara meningkatkan semangat dan hidup melalui pelatihan tubuh dan pikiran kita. Hari ini, telah menjadi olahraga global yang telah mendapatkan reputasi internasional, dan berdiri di antara permainan resmi di Olimpiade.
Mari kita lihat lebih dekat pada makna kata "Tae" "Kwon" "Do." Ini terdiri dari tiga bagian seperti yang ditunjukkan dalam ejaan bahasa Inggris, meskipun satu kata dalam bahasa Korea. "Tae" berarti "kaki," "kaki," atau "menginjak"; "Kwon" berarti "tinju," atau "melawan", dan "Do" berarti "cara" atau "disiplin." Jika kita menempatkan ketiga bagian bersama-sama, kita dapat melihat dua konsep penting di balik "Tae Kwon Do".
Pertama, Taekwondo adalah cara yang benar menggunakan Tae Kwon dan tinju dan kaki ', atau semua bagian tubuh yang diwakili oleh tangan dan kaki. Kedua, adalah cara untuk mengendalikan atau menenangkan diri perkelahian dan menjaga perdamaian. Konsep ini berasal dari makna Tae Kwon 'untuk menempatkan tinju di bawah kendali' [atau 'menginjak] tinju'. Jadi Taekwondo berarti "dengan cara yang benar menggunakan seluruh bagian tubuh untuk menghentikan perkelahian dan membantu membangun dunia yang lebih baik dan lebih damai."
Taekwondo telah berkembang dengan sejarah panjang 5.000-tahun Korea, disebut dengan nama yang berbeda pada kursus. Di Korea, Taekwondo mulai sebagai seni pertahanan bela diri yang disebut "Subak" atau "Taekkyon," dan dikembangkan sebagai cara pelatihan tubuh dan pikiran di dalam kerajaan kuno Koguryo, dengan nama "Sunbae." Pada periode Shilla, itu telah menjadi tulang punggung Hwarangdo yang bertujuan untuk menghasilkan para pemimpin negara.
Taekwondo hari ini adalah mirip dengan seni bela diri di negara-negara Oriental lain dan saham beberapa fitur dengan mereka, karena dalam perjalanan evolusinya telah mendapatkan berbagai gaya yang ada dalam seni bela diri dari negara-negara sekitarnya Korea, seperti Jepang dan Cina.
Namun Taekwondo sangat berbeda dengan banyak seni bela diri seperti oriental. Pertama, secara fisik sangat dinamis dengan gerakan-gerakan aktif yang meliputi keterampilan kaki fatamorgana. Kedua, prinsip gerakan fisik dalam yang simpatik dengan pikiran dan kehidupan secara keseluruhan. Ketiga, memiliki pose dinamis dari perspektif lain.
Taekwondo dapat dicirikan oleh kesatuan: kesatuan tubuh, pikiran, dan kehidupan, dan kesatuan pose ["poomsae"] dan konfrontasi, dan cracking down. Bila Anda melakukannya Taekwondo, Anda harus membuat pikiran damai Anda dan sinkronisasi pikiran Anda dengan gerakan Anda, dan memperluas harmoni ini untuk kehidupan Anda dan masyarakat. Ini adalah bagaimana dalam Taekwondo prinsip gerakan fisik, prinsip pelatihan pikiran, dan prinsip hidup menjadi satu dan sama. Di sisi lain, memimpin poomsae kanan ke kanan konfrontasi, yang pada akhirnya akan menghasilkan kekuatan destruktif yang besar.
Bagaimana bisa kita mencapai suatu kesatuan dalam Taekwondo? Taekwondo adalah cara hidup, seperti memiliki pekerjaan, berkeluarga, berjuang untuk tujuan, atau salah satu dari banyak raison d'etre. Apa yang membuat Taekwondo yang berbeda dari ini adalah bahwa ini merupakan kegiatan untuk bisa bertahan dalam situasi yang sangat antagonis. Satu selalu harus mengatasi musuh yang sedang mencoba untuk menyebabkan kerusakan. Tapi hanya menang melawan tidak cukup untuk menjamin keamanan seseorang, karena musuh mungkin memulihkan dan menyerang lagi. Selain itu, mungkin ada musuh lain daripada yang hanya dikalahkan. Seseorang tidak akan pernah merasa aman kecuali satu keuntungan perdamaian permanen. Untuk mencapai perdamaian permanen atau abadi, kita perlu kesatuan. Inilah yang bertujuan untuk Taekwondo. Jika tidak Taekwondo akan tidak berbeda dengan keterampilan jalan-pertempuran lainnya.
Taekwondo mengejar pertumbuhan yang harmonis dan perbaikan hidup melalui kegiatan yang unik. Inilah sebabnya mengapa kita dapat mengatakan Taekwondo adalah cara hidup. Untuk pada akhirnya mengaktifkan diri kita sendiri untuk hidup lebih berharga, kita akan melakukannya dengan baik dengan mencari prinsip-prinsip sangat tersembunyi dalam Taekwondo.