Akhir-akhir ini kenakalan remaja cenderung meningkat. Meski sudah diupayakan dengan cara penanggulangan, masalah kenakalan remaja masih saja mencuat dan lebih memprihatinkan lagi perbuatan mereka sudah menjurus ke tindak kriminal. Keresahan bukan saja dialami oleh orangtua yang mempunyai anak remaja, aparat keamanan dan kalangan pendidik pun dibikin pusing oleh tindak tanduk mereka. Yang lebih mengenaskan lagi kenakalan remaja ini justru dilakukan oleh remaja-remaja yang masih berstatus pelajar yang duduk dibangku SMP dan SMA, dan kenakalan tersebut bahkan bukan hanya masalah keributan, perkelahian, perusakan dan lain-lain, akan tetapi sudah menjurus kepada pemakaian obat-obat terlarang (NARKOBA).
Secara jujur kita tetap mesti mengakui bahwa sekarang ini pun banyak pelajar-pelajar yang memiliki jiwa dan semangat serta tujuan kepada hal-hal yang positif, tidak sedikit pula pelajar yang menunjukan sikap pribadi yang luhur dan bersahaja. Barangkali dari persoalan diatas, yang harus kita lakukan bukan mencari kambing hitam siapa yang bersalah, tetapi harus diupayakan benteng pencegahannya dan pengobatannya. Yang mesti dibentengi bukan fisiknya saja melainkan jiwanya, karena fisik akan tuduk pada kemauan jiwa. Banyak hal untuk mengatasi masalah kenakalan remaja ini, diantaranya adalah faktor lingkungan, keluarga, dan yang terpenting adalah faktor agama yaitu pendekatan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang diterapkan oleh agama.
Disamping faktor-faktor tersebut diatas, masih ada faktor alternatif yang dapat membantu menguatkan dalam menanggulangi agar tidak terperosok lebih dalam yaitu Seni olahraga Beladiri.
Dalam seni olahraga beladiri selain fisiknya yang di gembleng adalah juga jiwanya, mereka akan diajarkan sikap-sikap luhur, disiplin, berani, jujur, rendah hati, dan sebagainya, yang mana sifat-sifat ini diambil dari ajaran-ajaran agama, bahkan banyak aliran-aliran beladiri yang melarang keras muruid-muridnya untuk berjudi, mabuk-mabukan, berzina dan sebagainya.
Kalau didalam jiwa mereka sudah tertanam sifat-sifat seperti itu, bukankah ini menunjukan bahwa mereka telah menjadi remaja yang baik, sebab dengan begitu mereka tidak akan lagi bertindak bodoh menuruti hawa nafsu yang rendah.
Dengan memasukkan mereka ke perguruan beladiri, berarti telah memberikan suatu kegiatan yang terarah yang diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya sebagai bekal untuk menapaki masa depan yang sarat dengan tantangan. Bahkan dalam agama Islam hal ini sangat dianjurkan, ”Ajarilah anakmu memanah dan berenang”. Ini artinya bahwa kita harus melengkapi pendidikan anak-anak dengan olahraga untuk membeladiri, seperti memanah itu adalah beladiri untuk berperang melawan musuh, berenang adalah dasar beladiri agar selamat tidak tenggelam.
Taekwondo adalah salah satu seni berperang yang menjadi olahraga dunia modern yang telah dikembangkan secara bebas selama lebih kurang duapuluh abad di Korea. Karakteristik dasar Taekwondo adalah sebagai olahraga pertarungan perkelahian-bebas dengan menggunakan tangan kosong dan kaki untuk memukul mundur lawan.
Seluruh pergerakannya berdasarkan prinsip semangat untuk bertahan sebagaimana Taekwondo dikembangkan sebagai pertahanan terhadap serangan musuh. Dahulu orang menjalankan khidupan secara sederhana dan sedikit sekali memperhatikan kesehatan jasmaninya sehingga tubuhnya menjadi bungkuk di usia senja. Taekwondo juga bermanfaat untuk meningkatkan ketahanan, kesehatan jasmani dan memberikan keseimbangan kepada orang yang melakukannya.
Seorang yang terlatih dengan Taekwondo akan memningkatkan percaya diri, tidak hanya dalam segi fisik tetapi juga dalam disiplin mentalnya, karena mereka telah mengembangkan teknik-teknik unggulan dengan menjadikan seluruh tubuhnya sebagai senjata, dan dia dengan mudah dapat melawan dan mengalahkan seorang penyerang dengan pergelangan tangan, kepalan, siku, lutut, kaki atau bagian tubuh lainnya.
Hal terpenting dalam TaeKwonDo sebagai salah satu olahraga seni bertarung tidak hanya untuk pertahanan diri, tetapi ini memberi manfaat luar biasa bagi pesertanya. Kepercayaan pada diri sendiri membuat orang bertingkah laku baik terhadap orang-orang lemah. Mereka berdiri dengan gagah ketika berhadapan dengan lawan, tetapi senantiasa menjunjung tinggi kode etik pertempuran yang fair atau tidak berlebihan dalam bertempur. Latihan Taekwondo akan memberikan seseorang sikap dan mental rendah hati. Sifat kerendah-hatian dan kemurahan-hati merupakan dasar pembentukan kepercayaan pada diri sendiri.
Kita semua menyadari bahwa tubuh yang sehat akan membuat seseorang hidup lebih aktif dan bertenaga. Sebagaimana jiwa dan fisik, percaya diri sangat bermanfaat bagi kehidupan jiwa setiap orang sebagaimana juga untuk keluarga, tetangga, dan bangsa mereka.
Sebuah jurus Taekwondo “Poomse” terdiri dari berbagai variasi cara berdiri, masing-masing memiliki kekhasan alami tetapi tetap berpadu dengan yang lainnya. Sebuah “Poomse” berisikan hampir dua lusinan cara berdiri yang saling berhubungan. Pertahanan, pukulan, serangan, tusukan dan tendangan adalah diantara gerakan “Poomse”, dan semuanya dikeluarkan dengan tepat oleh tangan, jari, dan kaki ke titik-titik vital tubuh atau sasaran yang dibidik, dan posisi berdiri berubah menyesuaikan ke depan, belakang, menekuk ataupun sebagainya bergantung pada situasi yang dibutuhkan. Banyak yang sejenis dengan “Poomse” seperti Palgye I-VIII, Taeguk I-VIII, Koryo, Kumgang, Taeback, Pyongwon, Shipjin, Chunkwon, Hansoo dan Ilyeo.
Beberapa tahun terakhir, Taekwondo mulai menjadi olahraga amatir modern. Taekwondo menjadi olahraga dunia dengan sifat tradisional dan semangat bertempur yang teratur. Taekwondo juga mulai dimasukkan secara resmi ke kurikulum dasar sekolah dasar hingga ke universitas. Taekwondo pun menjadi bagian tak terpisahkan dalam latihan kemiliteran. Ia sudah turut ambil bagian dalam setiap perlombaan rutin atletik. Undang-undang, peraturan, kode etik dan tingkat kesulitan ujian kenaikan, semuanya telah dikembangkan hingga sesuai sebagai sebuah olahraga amatir internasional.
Perkembangan Peraturan Kompetisi dari WTF telah dibuat melalui International Referee (IR) Seminars yang dilaksanakan 29 kali dan IR Refresher Courses sebanyak 14 kali, pertukaran kunjungan dan brosur-brosur bantuan dari WTF dan asosiasi anggota nasional. Untuk tujuan keadilan / fair dalam penjurian kompetisi, WTF mengeluarkan pengembangan dari Protektor elektronik dan memperkenalkan sistem penilaian differensial. Bersamaan dengan ini, Executive Council WTF membentuk sebuah Komite Ad Hoc untuk mengadakan studi mendalam terhadap prosedur promosi Kukkiwon Dan.
Seragam Taekwondo tidak terlalu mahal dan mewah. Seragam ini didesain khusus agar tidak menghambat kebebasan gerakan tubuh. Suatu keyakinan bahwa warna putih dari seragam itu merupakan wujud kemurnian dan keaslian dari seluruh warna dan menjadi sebuah pernyataan untuk menyerap segala jenis pelajaran. Juga terdapat sabuk yang berwarna-warni, yaitu: hitam (dewasa), merah-strip-hitam (anak-anak), merah, biru, hijau, kuning, dan putih; tiap warna dirancang sesuai dengan derajat dari tingkatan kecakapan yang dimiliki oleh pemakai sabuk tersebut.
Sabuk putih diberikan untuk anggota baru, yang berada pada Keup ke-9 dan ke-10. Sabuk kuning dikenakan oleh anggota pada Keup ke-7 dan ke-8. Sabuk hijau dikenakan oleh anggota pada Keup tingkat ke-5 dan ke-6. Sabuk biru dimiliki oleh anggota Keup ke-1 dan ke-2. Sedangkan sabuk hitam dimiliki oleh ahli Taekwondo. Sabuk merah-strip-hitam dikenakan oleh anggota yang sudah berada pada tingkatan Poom ke-1 sampai ke-3 namun dalam divisi junior. Kukkiwon berwenang untuk mengadakan ujian kenaikan tingkat dan mengeluarkan sertifikat Poom dan Dan sesuai dengan peraturan Ujian Kenaikan Tingkat.
0 komentar:
Posting Komentar